KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat menuyusun makalah ”Perkembangan
teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Pendidikan” dengan baik.
Tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami
hadapi dalam penyusunan makalah ini karena terbatasnya kemampuan penyusun,
terbatasnya sumber data dan kurangnya acuan pusaka yang tersedia. Berkat
bantuan berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan masukan yang membangun terhadap materi dan
penyajian makalah ini. Kami menyadari dengan adanya masukan dari berbagai
pihak, makalah ini menjadi lebih lengkap dan lebih layak.
Kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi peyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Dan kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
sehingga dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik dan sempurna.
Muntilan, 23 April 2012
Penyusun
PENDAHULUAN
Globalisasi terus berkembang, perkembangan
teknolgi juga tidak dapat dihindari. Keduanya merupakan dua hal yang saling
berkesinambungan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat
berpengaruh dalam bidang pendidikan.
Pendidikan yang dahulunya hanya mengandalkan
pembimbing kini berkembang menggunakan berbagai macam teknlogi yang ada.
Mempelajari dunia teknolgi dalam bidang pendidikan terbuka secara luas. Siswa
dapat mengetahui, mendapatkan, dan mengaplikasikan teknologi yang didapatkan
unrtuk lebih memajukan penddidikan.
Pada dasarnya, teknologi merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dengan pendidikan karena dalam pendidikan mencakup
pembelajaran teknologi. Namun, perkembangan tersebut tentulah tidak hanya
membawa dampak positif saja tetapi juga membawa dampak negatif.
Sering ditemukan adanya penyalahgunaan terhadap
teknologi untuk hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan. Dan itu semua
merupakan rangakaian dari perkembangan teknologi yang sedang berlangsung.
Dari uraian tersebut penulis mencoba menganalisis
berbagai aspek yang terkandung dalam perkembanngan teknologi informasi dan
komunikasi dalam bidang pendidikan.
- Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi
yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang
ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati
banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam
dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk
menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk
hal negatif.
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa
dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk
teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten atau
sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3)
TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang
efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah
kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk
mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan,
disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat.
Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam
menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam
dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang
melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam (1) meningkatkan
mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan
akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas
mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis,
dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
B.
Rumusan Masalah
Dari permasalahan
yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ICT
dan untuk meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam memahami dampak
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran
materi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari
buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk
pembuatan makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Pembahasan yang terdiri dari perkembangan teknologi menurut
para ahli, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), implementasi TIK dalam
dunia pendidikan, dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan. permasalahan dan
solusi internet dalam dunia pendidikan.
BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu
teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia
pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya
mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia
sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman,
lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah
ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara
harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti
teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan
untuk mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa
dimanfaatkan. Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data
dan fakta pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti,
dibuktikan dan disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan
benar secara efektif dan efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk
mendapatkan nilai tambah dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat,
lengkap, akurat, transfaran dan mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat
dirasakan dalam kontribusi TIK adalah teknologi internet. Internet sebagai
media informasi telah memberikan peluang bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan
dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan
saling tukar informasi secara efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita,
mendapatkan ide dengan cepat dan bertukar pengalaman dari berbagai
kalangan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan sikap inisiatif
dan kemampuan belajar mandiri, sehingga kita dapat memutuskan dan
mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan TIK secara tepat dan
optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu,
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan
yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait
dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi
antar media.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
adalah:
- Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi
merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan,
termasuk dalam dunia pendidikan.
Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut
yang memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga
diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi
pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya
tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang
optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya
(1).Memperluas kesempatan belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan
kualitas belajar, (4) Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi
pembentukan keterampilan, (6) Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan,
(7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi
kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara
khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern
menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut
yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya
bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core content) dalam
pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (content
suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber
ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya telah
terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan
e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT,
untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa
melalui peralatan ICT seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan
komputer seperi poster, grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang
lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi,
e-learning termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang
melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama
fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium komputer,
peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman suara,
studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata Pelajaran
TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.
Selain peran TIK diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan TIK
dalam pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas mempunyai program pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi secara besar besaran. Ada tiga posisi penting Depdiknas
dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di
SMK. Pengembangan TIK secara teknis baik hardware dan software masuk dalam
kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di seluruh Indonesia. Untuk
menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT center dibangun WAN (Wireless Area
Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam
pengembangan TV pendidikan interaktif, E learning dan E SMA. Program ini
bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota
besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk
mengintegrasikan kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang
menghubungkan semua sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan
semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan internet. Melihat program
yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena
bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia adalah sesuatu yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2005-2009, program pengembangan TIK bidang pendidikan akan
dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup
jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan
aplikasi, serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan
informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat aplikasi database, (c)
merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat,
daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran
berbasis web, multimedia, dan interaktif.
2. Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada
sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan
pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi
sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan
dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka
pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas
membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri
atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan
terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru
perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui
kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada
perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi
anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu
pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa
muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.
Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya
bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila
digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik
anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik
bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya
informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi
bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa
penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada
sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah
berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas
menulis, menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain
komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan
bermain komputer. Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan
dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer
sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu
yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa
bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak.
Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai
anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat
lebih mampu mengatur waktu dengan baik.
* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada
akhirnya memang amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan
mengawasi anak saat bermain komputer.
* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan
pengarahan terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi
harusnya lebih aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk Generasi Anak Bangsa.
Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah
membawa perubahan besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita
yang bisa atau tidak membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
E. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia
Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet
yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam
informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan
buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam
dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi
perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya
pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman
mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan
informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan
buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup
memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah
melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan
tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo
(2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber
informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan
ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan
segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang
sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa
Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia
yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing,
sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam
bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam
bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet
dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan
masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu
hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang,
menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu
saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan
internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan
jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir
sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut.
Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung
internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah
per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus
menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang
masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya
akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan
pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas
internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa
tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah
menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak
pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan
dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan
terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet,
sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari
internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting
dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk
melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa
dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain
yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan
penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran
internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan,
menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung
internet milik penguasaha bisnis.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
terhadap aktivitas pendidikan
2. Mengetahui cara mengatasi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
B. Waktu dan Tempat
Penelitian
Penelitian sederhana dilaksanakan pada bulan Januari 2011 di
lingkungan pendidikan SMP Negeri 11 Jakarta.
C. Metode Penelitian
Studi ini berbentuk studi kepustakaan berupa menggali informasi
tentang ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam kaitannya untuk mengembangkan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini
berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun,
bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi
elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan
tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas
ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma,
aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan
moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran
pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki
dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor
dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar