Welcome To My Blog, Don't Forget To Follow My Twitter.
Unknown


Hamzah Izzulhaq

Bisnis, Jalan Hidupku

Tidak ada yang berbeda dari sesosok pemuda ini.

Tapi, jika kita telusuri kisah hidupnya, maka kita akan terbuat

kagum atas prestasinya

 



Nama Hamzah Izzulhaq mungkin sedikit awam ditelinga kita. Tapi, siapa sangka bahwa pemuda ini merupakan seorang pengusaha dengan penghasilan sekitar 100 juta perbulan? Ya, dia adalah seorang bussinesman muda berumur 19 tahun dari Jakarta.

Hamzah (nama panggilannya) memulai perjuangan menjadi sukses seperti sekarang saat dia masih di bangku sekolah dasar. Semangat berbisnisnya sudah muncul saat SD. Bibit-bibit kemandiriannya telah terbentuk sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung adalah cara untuk memoles jiwa entrepreneur-nya. Awalnya, dia bertujuan untuk menambah uang saku di sela-sela waktu luang saat kelas 4 SD.

”Iya, dulu saya sering menjual kelereng kepada teman saya, ketika itu saya masih kecil, kira-kira umur 5-7 tahun lah, saat dari kecil saya sudah memupuk jiwa entreprenuer”  katanya.

Dia terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana, Ayahnya bekerja sebagai dosen sementara ibundanya adalah guru SMP. Dari segi ekonomi, keluarga tersebut dapat dikatakan sebagai keluarga menegah. Hamzah menerima uang saku seperti anak-anak normal lainya. Tapi, karena terdorong rasa ingin mandiri dan memiliki uang saku lebih banyak sehingga membuatnya rela menghabiskan waktu senggangnya untuk mencari penghasilan tambahan bersama teman-temanya

Awal mula dia konsentrasi mencari tambahan uang saku adalah saat dia duduk di bangku SMA, masa saat anak-anak remaja terfokus untuk mencari jati diri, berfoya-foya, dan bersenang-senang. Tapi, ini tidak berlaku pada sosok remaja kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini, dia malah memilih jalan untuk berbisnis. Mulai dari berjualan pulsa, hingga berjualan buku paket setiap pergantian semester. Untuk berjualan buku paket bisa dikatakan bahwa dia pintar dalam mengambil kebijakan, yaitu dengan melobi pamanya yang berjualan buku sebagai distributornya. Dia membeli dari pamanya dengan diskon 30% dan menjual pada teman-temanya dengan diskon 10%.

”Buku itu lalu saya jual ke teman-teman dan kakak kelas. Saya beri diskon untuk mereka 10%, sehingga saya mendapat 20% dari setiap buku yang berhasil terjual. Alhamdulillah, saya mengantongi nett profit pada saat itu mencapai Rp950 ribu/semester,”  ujarnya.

Berbisnis itu seperti roda yang berputar, kadang diatas, dan kadang juga di bawah. Kadang untung dan kadang rugi. Ini juga yang di rasakan oleh Hamzah, dia pernah mengalami kerugian yang bisa dikatakan cukup parah. Dia pernah menanggung kerugian saat berjualan pulsa, yaitu karena kesalahpahaman dengan anak buahnya serta saat dia berjualan pin di Sekolahnya, banyak pin yang tidak jadi dan karena mesin pembuat pin yang rusak. Hal ini juga yang membuat dia pernah berputus asa dalam menjalani karir berbisnisnya. Ayahnya juga sedikit marah kepadanya karena usaha ini. Tapi, beliau juga memberikan wejangan-wejangan agar Hamzah dapat memilih jalan yang tepat dalam karir berbisnisnya.

Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang sama-sama muda dan sukses yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. Setelah membaca laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat yang kebetulan ingin di-take over dengan harga Rp 175 juta, ia memutuskan untuk mencoba walaupun bagi seorang remaja jumlah tersebut tidaklah sedikit. Dengan jumlah tanbungan yang hanya sekitar Rp 5 juta, dia harus putar otak untuk dapat melengkapi kekurangannya. Jalan mulai terbuka setelah ia berhasil melobi Ayahnya untuk meminjamkan uang sebesar Rp 70 juta yang sebelumnya akan digunakan untuk membeli mobil. Dengan uang Rp 75 juta di tangan, dia menghubungi temannya untuk membayar sebesar itu dulu, sisanya dicicil yang diambilkan dari keuntungan tiap semester.

Bisnis bimbel tersebut berkembang pesat dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Setiap tahunnya murid di bimbel yang dikelolanya bertambah. Dengan bertambahnya murid, juga turut menambah pundi-pundi uang yang masuk ke kantongnya. Hal ini juga yang mengilhaminya untuk membeli lisensi 3 franchise bimbel lainnya. Total sekarang omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Suskes dengan bisnis bimbelnya, lalu dia melirik bisnis SofaBed di daerah Tangerang.

Sejak bulan Agustus lalu, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan.

“Saat ini saya sedang mencicil perlahan-lahan modal yang saya pinjam 2 tahun lalu dari ayah. Alhamdulillaah, berkat motivasi dan Pak Ci saya sudah bisa ke Singapore dan Malaysia dengan hasil uang kerja keras sendiri,” ujarnya.

Menurut Hamzah, dari pengalamannya, berbisnis di usia muda memiliki sejumlah tantangan plus kendala seperti misalnya diremehkan, tidak dipercaya dan lain sebagainya. Hal itu dianggapnya wajar. “Maklum saja, sebab di Indonesia, entrepreneur muda dibawah 20 tahun masih amat langka. Kalau di Amerika usia seperti saya ini mungkin hal yang sangat biasa,” tutupnya.





Biodata singkat :
Nama                   : Hamzah Izzulhaq
Tanggal lahir        : Jakarta, 26 April 1993
Pendidikan          :
SMAN 21 Jakarta Timur

Pekerjaan             : CEO CV.HAMASA INDONESIA
                              CEO Picanto SofaBed

0 Responses

Posting Komentar