Welcome To My Blog, Don't Forget To Follow My Twitter.
Unknown


A.                PENGERTIAN HIDROSFER
   Kehidupan di bumi tidak lepas dari air. Air dibutuhkan manusia untuk minum, mencuci, memasak, indrustri, dan pertanian. Tetapi, tidak seluruh air dapat dimanfaatkan manusia. Sebanyak 97% air di bumi adalah air laut dan samudra yang berasa asin. Sedangkan 3 % berwujud gletser dan salju. Dan hanya 1% air tawar yang benar-benar dapat dimanfaatkan. Air ini terdapat di sungai, danau, dan air tanah. Keberadaan air ini tidak tetap, karena air selalu beredar. Peredaran ini disebut siklus hidrologi. Jadi, apa itu hidrologi?
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air, dan hal-hal yang berkaitan dengan air. Sedangkan hidrosfer berasal dari kata hidro yang artinya air dan sphere yang artinya lapisan. Jadi, jika digabungkan hidrosfer  adalah lapisan air yang mengelilingi bumi. lapisan ini meliputi samudra, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Sebagian besar hidrosfer merupakan samudra dan laut. Perbandingan luas perairan dan daratan adalah 72 : 28. Jadi, dapat dikatakan bahwa luas perairan 2,5 kali luas daratan.
Rincian data jumlah air di permukaan bumi:
1.      Air di wilayah laut           :97,2%
2.      Air tawar                          :2,8%
Air di wilayah daratan tersebar di beberapa daerah. :


1.    Lapisan es dan gletser(2,15%)
2.    Air artesis(0,6%)
3.    Danau air tawar(0,009%)
4.    Danau air asin(0,008%)
5.    Air tanah preartik(0,005%)
6.    Air sungai(0,0001%


Cabang-cabang ilmu dalam Hidologi pengetahuan yang khususnya mempelajari tentang air yaitu:
1.      Hirdologi                             :Ilmu yang mempelajari tentang air di daratan.
2.      Oceanografi                        :Ilmu yang mempelajari air di lautan.
3.      Glasiologi                            :Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan          Dengan es
B.                UNSUR-UNSUR SIKLUS HIDROSFER
Sebelum kita menginjak pada proses siklus hidrologi, mari kita pelajari istilah-istilah berikut ini :

1.     Presipitasi
Uap air yang jatuh ke permukaan bumi. Sebagian besar presipitasi terjadi sebagai hujan, tetapi di samping itu, presipitasi juga menjadi salju, hujan es (hail), kabut menetes (fog drip), graupel, dan hujan es (sleet). Sekitar 505.000 km3 (121.000 cu mil) air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398.000 km3 (95.000 cu mi) dari terjadi di atas lautan




2.     Canopy intersepsi
Pengendapan yang dicegat oleh dedaunan tanaman dan akhirnya menguap kembali ke atmosfer daripada jatuh ke tanah.
3.     440px-HydrologicalCycle1.pngPencairan salju
Limpasan yang dihasilkan oleh salju mencair.
4.     Limpasan (runoff)
Berbagai cara dengan mana air bergerak di seluruh negeri. Ini mencakup baik limpasan permukaan (surface runoff) dan limpasan saluran (channel runoff). Karena mengalir, air dapat merembes ke dalam tanah, menguap ke udara, menjadi disimpan di danau atau waduk, atau diekstraksi untuk keperluan manusia pertanian atau lainnya.
5.     Infiltrasi
Aliran air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Setelah disusupi, air menjadi kelembaban tanah (soil moisture) atau air tanah (groundwater).
6.     Arus Bawah Permukaan
Aliran air bawah tanah, di zona Vadose dan akuifer. Air bawah permukaan dapat kembali ke permukaan (misalnya sebagai pegas atau dipompa) atau akhirnya meresap ke dalam lautan. Air kembali ke permukaan tanah pada elevasi lebih rendah dari tempat itu disusupi, di bawah tekanan gaya gravitasi atau gravitasi diinduksi. Tanah cenderung bergerak lambat, dan diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat tetap dalam akuifer selama ribuan tahun.
7.     Penguapan
Transformasi air dari cair ke fase gas ketika bergerak dari tanah atau badan air ke atmosfer atasnya. Sumber energi untuk penguapan terutama radiasi matahari. Penguapan banyak yang implisit meliputi transpirasi dari tanaman, meskipun bersama-sama mereka secara khusus disebut sebagai evapotranspirasi. Jumlah evapotranspirasi tahunan total sekitar 505.000 km3 (121.000 cu mi) volume air, 434.000 km3 (104.000 cu mi) yang menguap dari lautan.
8.     Sublimasi
Perubahan wujud secara langsung dari air padat (salju atau es) untuk uap air.
9.     Adveksi
Gerakan air - dalam wujud padat, cair, atau uap - melalui atmosfer. Tanpa adveksi, air yang menguap dari lautan tidak bisa jatuh sebagai presipitasi di atas tanah.
10.  Kondensasi
Transformasi uap air untuk tetesan air cair di udara, awan dan kabut adalah wujudnya.
11.   Transpirasi
Pelepasan uap air dari tanaman dan tanah ke udara. Uap air adalah gas yang tidak dapat dilihat.
12.   Kondensasi
Proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan
13.   Evaporasi
Penguapan dari badan air secara langsung
14.    Transpirasi
Penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
15.    Evapotranspirasi
Perpaduan evaporasi dan transpirasi

16.    Perkolasi
Air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai air tanah atau groundwater
17. Konveksi
Gerakan uap air dari satu tempat ke tempat lain karena pergerakan angin secara vertikal
                                                 
C.                SIKLUS HIDROSFER
s.jpgAir di bumi jumlahnya tetap dan apabila diamati akan terlihat bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut Siklus Hidrologi. Siklus air ialah peredaran air dari laur, ke udara, dan setelah jatuh ke daratan kembali lagi ke laut. Terjadinya siklus air karena pengaruh sinar matahari yang dipancarkan ke seluruh permukaan bumi. akibat pemanasan tersebut, terjadilah penguapan air sungai, rawa, danau, dan laut yang didistribusikan ke atmosfer sehingga mengalami kondensas( awan) dan jatuh sebagai hujan.
Ada tiga macam siklus air, yaitu:
1.      Siklus pendek
a.          Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b.        Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
c.         Turun hujan di permukaan laut
url.png
2.    Siklus Sedang
a.         Air laut menguap menjadi uap gas karena                        panas matahari
b.        Terjadi kondensasi
c.         Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
d.        Pembentukan awan
e.         Turun hujan di permukaan daratan
f.          Air mengalir di sungai menuju laut  kembali
siklus-panjang.jpg

3.      Siklus Panjang
a.       Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b.      Uap air mengalami sublimasi
c.       Pembentukan awan yang mengandung kristal es
d.      Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
e.       Pembentukan awan
f.        Turun salju
g.        Pembentukan gletser
h.      Gletser mencair membentuk aliran sunga
i.          Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut
D.               JENIS-JENIS PERAIRAN DARAT
a.      Sungai
Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan, dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara ke laut atau perairan terbuka yang luas. Sungai mati, perairan lebak, kanal dan saluran irigasi yang dibuat manusia termasuk ke dalam kategori sungai.
b.     Danau
Danau
adalah genangan air yang luas dengan tinggi dan luas permukaan air berfluktuasi kecil, yang kedalamannya dangkal atau sangat dalam, mempunyai atau tidak mempunyai sungai yang mengalir ke dalam atau ke luar perairan, terbentuk secara alami dan terisoiasi dari laut. Situ dan telaga termasuk kedalam kategori danau.
c.      Waduk
Waduk adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia.
d.     Rawa
Rawa adalah perairan yang cukup luas yang terdapat di dataran rendah dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai, relatif tidak dalam, berdasar lumpur dan atau tumbuhan membusuk, banyak terdapat vegetasi baik yang mengapung dan mencuat maupun tenggelam.
e.      Gletser
Gletser menurut Katili (dalam Tanudidjaja) adalah masa es berbutir yang terbentuk dari penimbunan salju dan bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh.salju berasal dari uap air yang membeku di daerah dingin pada lintang tinggi dan daerah lintang sedang pada musim dingin (winter). Timbunan es di daerah lereng pegunungan tersebut akan menuruni lereng-lereng yang disebut gletser.
f.       Daerah Aliran Sungai
DAS adalah sebidang lahan yang menampung air hu jan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara ke danau atau laut. Istilah yang juga umum digunakan untuk DAS adalah daerah tangkapan air (DTA) atau catchment atau watershed. Batas DAS adalah punggung perbukitan yang membagi satu DAS dengan DAS lainnya.
E.                MACAM-MACAM SUNGAI
Macam-macam Sungai Berdasarkan Sumber Airnya
Berdasarkan sumber airnya, sungai terbagi 3 yaitu :
1 Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
2. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
3. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es ( gletser ), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua ( Irian Jaya).kali.jpg

Macam–macam Sungai Berdasarkan Debit Airnya
Berdasarkan debit air yang dimilikinya, sungai dapat digolongkan menjadi :
1. Sungai permanen.
Sungai ini memiliki debit air sepanjang tahun relatif tidak berubah banyak. Contohnya Sungai Mahakam di Kalimantan.
2. Sungai periodik.
Pada musim kemarau, debit air sungai ini mengalami penurunan dibandingkan pada musim penghujan. Contohnya Bengawan Solo.
3. Sungai episodik.
Sungai–sungai di Nusa Tenggara umumnya termasuk jenis sungai episodik. Sungai ini kering di musim kemarau dan berair banyak di musim penghujan.

4. Sungai ephemeral.
Sungai ini mirip dengan sungai episodik, hanya saja pada musim penghujan belum tentu memiliki air banyak.

Macam – macam Sungai Berdasarkan Umur
Berdasarkan tahapan pembentukan atau umur, sungai terbagi 3 yaitu :
1. Sungai muda.
Terletak di daerah hulu. Dicirikan dinding terjal di bagian tepi dan penampang kecil.
2. Sungai dewasa.
Memasuki tahap dewasa, keterjalan sungai berkurang. Demikian pula dengan daya erosi dan kecepatan alirannya. Mulai terjadi pengendapan di beberapa bagian.
3. Sungai tua
Penampang sungai melebar dengan daerah limpahan banjir pada sisi sungai. Banyak terjadi pengendapan material yang dibawanya.

Berdasarkan asal kejadiannya
·         Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
·          Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikut strike batuan.
·         Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
·         Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arahkemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
·         Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litolo mau pun struktur geologi.

F.                 PERBEDAAN MASING-MASING BAGIAN SUNGAI
a.      Bagian Hulu
Bagian hulu merupakan bagian awal dari sebuah sungai. Biasanya bagian ini terletak di pegunungan. Pada bagian ini, lembah sungai memiliki bentuk menyerupai huruf V. Ciri cirinya adalah, sungai sungai dibagian hulu memiliki aliran yang sangat deras dan sungai sungainya lumayan dalam. Hal ini di karenakan karena leteknya yang di daerah pegunungan yang memiliki kemiringan cukup curam. Sehingga air akan sangat cepat untuk mengalir ke bawah. Proses yang terjadi disini adalah proses erosi. Proses erosi sendiri diakibatkan oleh aliran yang sangat deras tadi. Karena aliran ini juga lah, air akan menggerus sungai dengan sangat cepat, sehingga lembah sungai ini membentuk huruf V.

b.     Bagian Tengah
sungai.jpgBagian tengah adalah lanjutan dari bagian hulu tadi. Bagian tengah biasanya memiliki cirri lembah sungai membentuk huruf U. Hal ini dikarenakan kondisi lokasinya yang tidak curam lagi, melainkan landai. Hal ini mengakibatkan aliran air tidak begitu deras. Karena air tidak terlalu deras, maka proses erosi disini sidah tidak begitu dominan. Masih ada proses erosi, tetapi itu kecil sekali. Proses yang dominan terjadi di daerah ini adalah transportasi. Maksudnya adalah, hasil dari erosi yang terjasi di bagian hulu tadi, dibawa oleh air menuju ke daerah bawahnya, kearah hulu.

c.      Bagian Hilir
h17a.jpgh17d.jpgh17c.jpgh17b.jpgh17e.jpgh17g.jpgh17f.jpgBagian hilir adalah bagian sungai terakhir, yang akhirnya bagian ini akan mengantar sungai itu ke laut (muara). Ciri cirri bagian ini adalah, lembah sungai disini tidak berbentuk V atau U lagi, tetapi lebih menyerupai huruf U yang lebar. Sungai di daerah hilir ini biasanya sudah ber-meander (Berliku liku). Di daerah ini proses yang dominan adalah sedimentasi. Artikel partikel hasil erosi di bagian hulu, yang kemudian di transportasi di bagian tengah, akan di endapkan di bagian hilir ini. Jika sungai bermuara di laut yang permukaan bawah lautnya landai, dan arus / gelombangnya tidak besar, maka kemungkinan akan terbentuk delta.
G.                MACAM-MACAM POLA ALIRAN SUNGAI
  1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.
  2. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
  3. Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.
  4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.
  5. Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.
  6. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.
  7. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.
  8. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.
  9. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
  10. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.
H.               UPAYA PELESTARIAN SUNGAI
m.jpgSungai merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kebutuhan hidup sehari-hari sudah selayaknya dilakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kealamiannya. Sungai yang melewati sebagaian besar kota-kota besar di Indonesia kondisinya sangat memperihatinkan.
poster baru QD.jpgTengok saja sungai atau kali ciliwung yang melintasi daerah ibukota DKI Jakarta yang air sungainya sudah hitam legam, berbau tidak sedap dan tidak layak konsumsi. Namun ironisnya masih banyak warga kumuh berpenghasilan rendah di sekitar bantaran kali ciliwung yang masih tetap menggunakan air sungai tersebut untuk mandi, mencuci, dan buang air. Tentu saja hal itu tidak boleh didiamkan begitu saja. Mesti ada tindak lanjut pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh warga masyarakat harus melakukan beberapa upaya untuk melestarikan sungai sebagai berikut :
1.     Melestarikan Hutan di Hulu Sungai
Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu sungai sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir yang sehingga menyebabkan pendangkalan sungai.
2.     xxx.jpgTidak Buang Air di Sungai atau Kali
Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang berat dan kronis. Oleh sebab itu janganlah boker dan beser di sembarang tempat.
3.     Tidak Membuang Sampah Ke Sungai
Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain itu sampah juga menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan. Sampah juga membuat sungai tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain sebagainya.
4.     Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri
Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah dengan membuangnya ke sungai. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke sungai? Hal itu membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang tentu saja akan menambah biaya operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja bisa menimbulkan berbagai gangguan masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran terhadap air tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan lain yang merugikan.
I.                   DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI)
DAS ata daerah aliran sungai adalah sebuah sungai beserta anak-anak sungainya yang ada pada suatu daerah, atau wilayah tampungan air yang masuk ke wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir pada suatu muara. Contohnya adalah DAS Kapusa, DAS Serayu, DAS Musi, DAS Bengawan solo  dan DAS Cimanuk. Suatu daerah aliran sungai bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian hulu, hilir, dan tengah’
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur sungai pada waktu hujan. Cepat atau lambatnya air hujan yang terkumpul di alur sangat tergantung pada bentuk lereng DAS. Ada tiga macam bentuk DAS:
a.       DAS berbentuk bulu burung atau lurus dengan debit banjir yang kecil dan berlangsung lama
b.      DAS bentuk radial atau menyebar dengan banjir yang besar d dekat titik pertemuan anak-anak sungai
c.       A03B931D31834FC0B8DD9CEE8079889CDAS berbentuk paralel atau sejajar dengan banjir yang terjadi di sebelah hilir titik pertemuan sungai-sungai.
 Di dalam wilayah daerah aliran sungai terdapat bentukan alam seperti:
a.       Dataran Banjir
Yaitu endapan pada dasar sungai yang sudah mencapai stadium dewasa
b.      Delta
Yaitu material sedimen sungai hasil erosi yang berasal dari daerah hulu diendapkan dimuara membentuk kenampakan khas berbentuk segitiga
c.       Tanggul alam
Yaitu endapan yang terjadi di tepi sungai
d.      Tanggul aluvial
Yaitu sungai yang mengalami perubahan gradien dari daerah pegunungan mencapai dataran rendah.
e.       Kerucut aluvial
Kerucut aluvial terjadi karena berkurangnya daya angkut karena terjadinya perubahan gradien.


n.jpgBeberapa manfaat  sungai:
a.       Untuk irigasi
b.      Untuk perikanab air tawar
c.       Sebagai sarana transportasi
d.      Penghasil bahan bangunan
e.       Untuk PLTA
f.        Untuk rekreasi dan olah raga
Secara alami, sungai mengalami aktibitas kegiatan seperti:
a.       Mengangkut material batuan hasil kikisan (transportasi)
b.      Mengikis dinding-dinding saluran sungai (erosi)
c.       Mengendapkan material-material(sedimentasi)
Aktivitas sungai:
a.       Pelebaran        :terjadi karena pengikisan
b.      Pendalaman     :terjadi di hulu karena erosi yang kuat pada dinding sungai
c.       Pemanjangan   :Terjadi di daerah hulu karena adanya erosi mundur.

Pengendalian DAS:
a.       Mengusahakan DAS daerah huu sebagai penyangga, dapat tertutup oleh vegetasi pelndung dengan tujuan:
a.       Menjaga agar debit sungai antara musim penghujan dan kemarau dapat terkendali
b.      Menjaga supaya terhindar dari banjir
c.       Menjaga supaya daerah bagian hulu tidak terjadi erosi yang kuat
b.      Mengusahakan daerah aliran sungai bagian hilir dapat terhindar dari berbagai bentuk polusi

J.                   Kelimutu blue lake -  Flores.JPGDANAU
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.
Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice cap" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.
Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll), persediaan air, dll.
1.      Klasifikasi Danau
Danau yang disebabkan oleh kegiatan vulkanik
·         Danau kaldera terbentuk bila di dalam kaldera atau bagian tengah gunung berapi yang runtuh terkumpul air. Danau ini umumnya bulat dan dalam. Danau Toba di Sumatera adalah suatu danau kaldera.
·         Danau kawah terbentuk bila dalam kawah, atau lubang bulat mirip corong di puncak gunung berapi terkumpul air. Contohnya ialah danau kawah di Oregon ( Amerika Serikat ).
·         Danau bendungan lava terbentuk bila aliran lava gunung berapi menyumbat lembah sungai dan menyebabkan terbentuknya danau. Contohnya adalah Laut Galilea di Timur Tengah.
Danau yang disebabkan oleh pengikisan
·         Danau gletser terbentuk bila gletser dan lembaran es mengeruk permukaan bumi dan membentuk ceruk. Kemudian ceruk ini terisi air dan membentuk danau. Contohnya ialah Danau Leman (Swiss dan Perancis).
·         Danau Lekukan gurun terbentuk di daerah kering tempat angin menghasilkan lekukan. Bila dasar lekuk tersebut mencapai muka air tanah, maka terbentuklah sebuah danau. Contohnya ialah oase gurun di seluruh dunia.
Danau yang dihasilkan oleh sungai dan laut
·         Danau tapal kuda dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda.
·         Danau delta terbentuk di sepanjang pantai yang arus pantainya mengendapkan pasir dan membentuk gosong pasir. Akhirnya, gosong pasir itu sama sekali memisahkan sebagian kecil laut, dan dengan demikian membentuk laguna. Delta-delta terbesar di dunia mempunyai danau delta atau laguna.

Danau yang dihasilkan oleh gerakan bumi
·         Danau sesar terjadi jika persesaran di kerak bumi, maka terbentuklah lekukan atau lembah retak yang kemudian dapat menjadi danau. Contonya ialah Danau Malawi di Lembah Retakan Afrika Timur.
2.      Manfaat Danau
·         itaipu.jpgSumber energi pembangkit tenaga listrik.
·         Sebagai sarana transportasi dan rekreasi.
·         Tempat untuk menyalurkan hobi (memancing).
·         Tempat budidaya ikan, udang, dan kepiting.
·         Sumber air minum bagi mahluk hidup.
·         Sumber air bagi pengairan (sawah).
·         Sebagai tempat olahraga,
·         Tempat riset dan penelitian.
K.                AIR TANAH
a.     Pengertian Air Tanah
New Picture (3).jpgAir tanah adalah air yang terletak di bawah permukaan tanah di tanah pori ruang dan dalam fraktur formasi batuan. Sebuah unit batuan atau deposit tidak dikonsolidasi disebut akuifer ketika dapat menghasilkan kuantitas yang dapat digunakan air. Kedalaman di mana ruang pori tanah dan rongga dalam batuan menjadi benar-benar jenuh dengan air disebut muka air . Air tanah diisi dari, dan akhirnya mengalir kepermukaan secara alami, debit alam sering terjadi di mata air dan rembesan, dan dapat membentuk oasis atau lahan basah . Air tanah juga sering digunakan untuk pertanian, kota dan industri digunakan oleh membangun dan mengoperasikan ekstraksi sumur .
Biasanya, air tanah dianggap sebagai air cair yang mengalir melalui akuifer dangkal, namun secara teknis juga dapat mencakup kelembaban tanah, permafrost (tanah beku), air bergerak di permeabilitas batuan dasar yang sangat rendah, dan mendalam panas bumi atau minyak formasi air. Air tanah dihipotesiskan untuk memberikan pelumasan yang mungkin dapat mempengaruhi pergerakan kesalahan. Kemungkinan bahwa banyak dari bawah permukaan bumi berisi air, yang mungkin dicampur dengan cairan lain dalam beberapa kasus.
Sebuah akuifer adalah lapisan substrat berpori yang berisi dan transmit air tanah. Ketika air dapat mengalir langsung antara permukaan dan zona jenuh dari suatu akuifer, akuifer tersebut adalah bebas. Bagian lebih dalam akuifer terkekang biasanya lebih jenuh karena gravitasi menyebabkan air mengalir ke bawah.
Substrat dengan porositas rendah yang memungkinkan transmisi terbatas airtanah dikenal sebagai akuitar . Sebuah akiklud adalah substrat dengan porositas yang sangat rendah maka hampir kedap air tanah. Sebuah kasus aquifer tertekan adalah akuifer yang ditutupi oleh suatu lapisan kedap air yang relatif batuan atau substrat seperti akiklud atau akuitar. Jika tertekan mengikuti kelas bawah dari perusahaan zona resapan air , air tanah bisa menjadi bertekanan sebagai mengalir. Hal ini dapat membuat sumur artesis yang mengalir bebas tanpa perlu pompa dan naik ke ketinggian lebih tinggi dari tabel air statis di bebas.
b.     Macam-macam Air Tanah Berdasarkan Formasi Biologis
                                                              i.      Air tanah dangkal ( air tanah freaktik )
Air tanah dangkal adalah air tanah yang terjadi dari air hujan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul di atas lapisan kedap air (impermeable) yang paling dekat ke permukaan bumi. Kedalaman air tanah freaktik pada setiap tempat berbeda-beda dan penampang air tanah pada setiap tanah berbeda-beda
                                                           ii.      Air tanah dalam ( air tanah artesis )
j.jpgAir tanah dalam adalah air tanah yang berada pada lapisan batuan yang porous ( lolos air ). Lapisan air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang tidak tembus air. Apabila seseorang membuat sumur sampai pada air tanah dalam, maka sumur tersebut relative tidak akan mengalami kekeringan walaupun pada musim kemarau. Air tanah dalam memungkinkan untuk menjadi sumber air artesis, yaitu apabila mendapat tekanan yang cukup tinggi.





c.      Macam-macam Air Tanah Berdasarkan asal-usulnya
Dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
·         Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water (vados water), yaitu air tanah ber asal dari hujan dan pencairan salju.
·         Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya
                                                                                  i.      Air tanah turbir (conate water), yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen;
                                                                                ii.      Air tanah juvelin (juvelin water), yaitu air tanah yang bersumber dari air yang naik dari maagma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
L.                 MENGAPA TERJADI PENCEMARAAN AIR TANAH DANGKAL?
Air adalah benda yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Seiring bertambahnya penduduk, maka, tingkat kebutuhan akan air pun akan meningkat tajam. Selain itu, dalam beraktifitas, manusia juga membutuhkan lahan. Manusia akan membuka lahan untuk dijadikan tempat tinggal, dan tempat kerja. Hal itu berakibat lahan yang digunakan untuk daerah resapan air akan berkurang. Hal itu berakibat tingkat air yang diserap ke dalam tanah akan berkurang. Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar serta pusat-pusat industri di Pulau Jawa, pengambilan tanahnya sudah begitu intensif. Banyak industri atau hotel yang memiliki sumur produksi, bahkan ada satu perusahaan yang memiliki sampai lebih dari 20 sumur dengan pengambilan air tanah lebih dari 8.000m³  per hari. Akibatnya di pusat-pusat pengambilan air tanah terjadi kemerosotan kuantitas, kualitas, dan bahkan lingkungan air tanah.
Dampak Pencemaran Air.jpgFakta mengenai pencemaran air tanah sebagaimana dilaporkan oleh Danaryanto dan Satriyo tahun 2008 antara lain menyebutkan bahwa akibat pengambilan air tanah yang intensif di daerah tertentu dapat menimbulkan pencemaran air tanah dalam yang berasal dari air tanah dangkal, sehingga kualitas air tanah yang semula baik menjadi menurun dan bahkan tidak dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum. Sedangkan di  dataran air pantai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya intrusi air laut karena pergerakan air laut ke air tanah.
Laporan tersebut juga menyampaikan bahwa di sekitar Bandung air tanah dangkal di daerah pemukiman dan industri  umumnya tidak memenuhi syarat sebagai sumber air minum. Beberapa parameter yang tidak sesuai persyaratan untuk sumber air minum, karena melebihi ambang batas yang diizinkan, antara lain: kekeruhan melebihi 5 FTU,warna lebih dari 15 PtCo, pH kurang dari 6,5, lebih dari 0,3 mg/l,  lebih dari 0,1 mg/l, lebih dari mg/l,  lebih dari 250 mg/1, dan  lebih dari 50 mg/l, serta mengandung bakteri coli tinja. Rendahnya kualitas air tanah dangkal di daerah pemukiman dan industry ini kemungkinan disebabkan oleh litologi akuifer yang merupakan endapan danau dan pencemaran dari limbah domestik.
Kekeruhan dan warna dapat terjadi karena adanya zat-zat koloid berupa zat-zat yang terapung serta terurai secara halus sekali, kehadiran zat organik, lumpur, atau karena tingginya kandungan logam besi dan mangan. Kehadiran ammonia dalam air bias karena adanya rembesan dari lingkungan yang kotor, dari saluran air pembuangan domestik. Ammonia terbentuk karena adanya pmbusukan zat organik secara bacterial atau karena adanya pencemaran pertanian.
 
Capturexxx.JPGKandungan besi dan mangannya tinggi (>0,3 m/l untuk besi, >0,1 mg/l untuk mangan) disebabkan bantuan akuifer yang banyak mengandung logam besi dan mangan. Pada umumnya senyawa besi dan mangan sangat umum terdapat dalam tanah dan mudah larut dalam air terutama bila air bersifat asam. Kandungan bakteri coli tinja hanya berkembang pada sumur gali, sedang pada sumur pantek umumnya tidak mengandung bakteri coli tinja. Pencemaran coli tinja kemungkinan disebabkan oleh tangki jamban dibuat terlalu berdekatan dengan sumur atau sumur berdekatan dengan sungai yang telah tercemar oleh tinja manusia.
 
Di Jakarta penurunan kualitas air tanah tak-tertekan (kedalaman < 40 m) ditandai dengan adanya peningkatan nilai DHL air tanah, terjadi di daerah dataran bagian barat yakni di wilayah Jakarta Utara (1 – 1000 μS/cm), Jakarta barat (15 – 600 μS/cm), dan kota Tangerang (40 – 160 μS/cm). sedangkan dibagian timur, terjadi peningkatan air tanah dengan penurunan nilai DHL yang terjadi di wilayah Jakarta Selatan (3 –251 μS/cm), Jakarta Timur (20 μS/cm), dan kota Bekasi (49 μS/cm). Pada sistem akuifer tertekan atas (kedalaman 40 – 140 m) di daerah dataran bagin barat terjadi penurunan kualitas air tanah dengan peningkatan nilai DHL air tanah di wilayah kota Tangerang (60 - 636 μS/cm), Jakarta Utara (554 – 1900 μS/cm), dan Jakarta Pusat (14 - 56 μS/cm).
M.             INTRUSI AIR LAUT
a.      Pengertian
Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi merupakan dataran rendah dan dilihat secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan penyusun dataran umumnya berupa endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir dan kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai. Umumnya batuan di dataran bersifat kurang kompak, sehingga potensi airtanahnya cukup baik. Akuifer di dataran pantai yang baik umumnya berupa akuifer tertekan, tetapi akuifer bebas pun dapat menjadi sumber airtanah yang baik terutama pada daerah-daerah pematang pantai/gosong pantai. Permasalahan pokok pada kawasan pantai adalah keragaman sistem akuifer, posisi dan penyebaran penyusupan/intrusi air laut baik secara alami maupun secara buatan yang diakibatkan adanya pengambilan airtanah untuk kebutuhan domestik, nelayan, dan industri. Oleh karena itu, kondisi hidrogeologi di kawasan ini perlu diketahui dengan baik, terutama perbandingan antara kondisi alami dan kondisi setelah ada pengaruh eksploitasi.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr11.jpg?w=610
Gambar 1. Penampang Melintang Pertemuan Airtanah dan Air Laut

http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr23.jpg?w=610Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada air tawar akibatnya air laut akan mudah mendesak airtanah semakin masuk. Secara alamiah air laut tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab airtanah memiliki piezometric yang menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuklah interface sebagai batas antara airtanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan kesetimbangan antara air laut dan airtanah.

Text Box: Gambar 2. Kondisi Interface yang Alami dan Sudah Mengalami Intrusi

Masuknya air laut ke sistem akuifer melalui dua proses, yaitu intrusi air laut dan upconning. Intrusi air laut di daerah pantai merupakan suatu poses penyusupan air asin dari laut ke dalam airtanah tawar di daratan.  Zona pertemuan antara air asin dengan air tawar disebut interface.  Pada kondisi alami, airtanah akan mengalir secara terus menerus ke laut.  Berat jenis air asin sedikit lebih besar daripada berat jenis air tawar, maka air laut akan mendesak air tawar di dalam tanah lebih ke hulu.  Tetapi karena tinggi tekanan piezometric airtanah lebih tinggi daripada muka air laut, desakan tersebut dapat dinetralisir dan aliran air yang terjadi adalah dari daratan kelautan,  sehingga terjadi keseimbangan antara air laut dan airtanah, sehingga tidak terjadi intrusi air laut.  Intrusi air laut terjadi bila keseimbangan terganggu. Aktivitas yang menyebabkan intrusi air laut diantaranya pemompaan yang berlebihan, karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan airtanah ke laut, serta fluktuasi airtanah di daerah pantai. Proses intrusi makin panjang bisa dilakukan pengambilan airtanah dalam jumlah berlebihan. Bila intrusi sudah masuk pada sumur, maka sumur akan menjadi asing sehingga tidak dapat lagi dipakai untuk keperluan sehari-hari.

b.     Penyebab
                                                               i.      Penurunan muka air tanah atau bidang pisometrik di daerah pantai
                                                             ii.      Pemompaan air bawah tanah yang berlebihan di daerah pantai. Proses intrusi makin panjang bila dilakukan pengambilan air tanah di daerah pantai dalam jumlah berlebihan.
                                                           iii.      Masuknya air laut kedaratan melaui sungai, kanal, saluran, rawa, ataupun cekungan lainnya
                                                           iv.      Kenaikan air laut
·         Fenomena seperti El Nino  Southern Ocillation (ENSO) yang menaikan muka laut di pesisir pasifik Amerika Latin secara bersamaan dengan menurunkan muka laut di Pasifik Barat.
·         jl.jpgPembentukan cekungan geologis yang lebar dan dangkal
                                                             v.      Penebangan pohon bakau, penggalian karang laut untuk dijadikan bahan bangunan dan kerikil jalan pembuatan tambak udang dan ikan yang memberikan peluang besar masuknya air laut jauh ke daratan
c.      Hubungan Penurunan Muka Air Tanah Dengan Intrusi  Air Laut
Pada dekade terakhir ini telah terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat pesat didunia,dan hal tersebut menyebabkan eksploitasi air bawah tanah terus meningkat dengan pesat..Fenomena ini telah menyebabkan dampak kualitas dan kuantitas air bawah tanah.
Intrusi diartikan sebagai perembesan air laut ke daratan, bahkan sungai sungai. Suatu kawasan yang awalnya air tanahnya tawar kemudian berubah menjadi lagang dan asin seperti air laut. Intrusi dapat berakibat rusaknya air tanah yang tawar dan berganti menjadi asin. Penyebabnya, antara lain penebangan pohon bakau, penggalian karang laut untuk dijadikan bahan bangunan dan kerikil jalan. Pembuatan tambak udang dan ikan yang memberikan peluang besar masuknya air laut jauh ke daratan.
Apabila keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah tawar dan air bawah tanah asin didaerah pantai terganggu,maka akan terjadi pergerakan air bawah tanah asin/air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut.
Terminologi intrusi pada hakekatnya hanya setelah ada aksi,yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik.adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai,karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah.
Air bawah tanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum,karena adanya intrusi air laut,maka terjadi gradasi mutu,sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum.

d.     Cara Mencegah Intrusi Air Laut
·         Melindungi pantai dengan vegetasi mangrove. Kawasan pantai memiliki fungsi sebagai penyangga kahidupan
·         Meningkatan kandungan air tanah dengan memperbanyak hutan kota agar air hujan dapat efektif di serap oleh tanah.
·          Mengubah Pola Pemompaan
Memindah lokasi pemompaan dari pantai ke arah hulu akan menambah kemiringan landaian hidrolika ke arah laut, sehingga tekanan airtanah akan bertambah besar.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr41.jpg?w=448&h=245
Gambar 3. Mengubah Pola Pemompaan

·       Pengisian Air tanah Buatan
Muka airtanah dinaikkan dengan melakukan pengisian airtanah buatan.  Untuk akuifer bebas dapat dilakukan dengan menyebarkan air dipermukaan tanah, sedangkan pada akuifer tertekan dapat dilakukan pada sumur pengisian yang menembus akuifer tersebut.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr51.jpg?w=448&h=141
Gambar 4. Pengisian Airtanah Buatan 

·      Extraction Barrier
Ekstraction barrier dapat dibuat dengan melakukan pemompaan air asin secara terus menerus pada sumur yang terletak di dekat garis pantai.  Pemompaan ini akan menyebabkan terjadinya cekungan air asin serta air tawar akan mengalir ke cekungan tersebut.  Akibatnya terjadi baji air laut ke daratan.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr61.jpg?w=448&h=174
Gambar 5. Extraction Barrier

·         Injection Barrier
Injection barrier dapat dibuat dengan melakukan pengisian air tawar pada sumur yang terletak di dekat garis pantai.  Pengisian air akan menaikkan muka air tanah di sumur tersebut, akan berfungsi sebagai penghalang masuknya air laut ke daratan.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr7.jpg?w=610
Gambar 6. Injection Barrier         

·         Subsurface Barrier
Penghalang di bawah tanah sebagai pembatas antara air asin dan air tawar dapat dibuat semacam dam dari lempung, beton, bentonit maupun aspal.
http://vienastra.files.wordpress.com/2010/07/gbr8.jpg?w=610



N.               UPAYA MENGELOLAAN AIR TANAH
Untuk menjaga agar kelestarian air tanah tetap terjamin, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1)     Mencegah penggunaan air tanah berlebihan. Saat ini penggunaan air tanah sudah sangat boros. Mulai dari pengeboran (sumur bor), memompa air artesis untuk kebutuhan hidup sehari hari. Hal ini didorong dengan perilaku masyarakat yang sering menggunakan air secara tidak efisien. Contoh: beberapa orang sering lupa menutup keran air ketika mereka mengisi bak mandi atau tempat air lain. Ini membuat banyak air terbuang sia-sia.
2)     Mencegah terjadinya ledakan penduduk dan permukiman yang berlebihan karena berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah. Ledakan penduduk dan pemukiman menebabkan konsumsi air tanah terus membesar. Walaupun melakukan penghematan, tetap saja jika penduduk bertambah penggunaan air terus bertambah, karena setiap orang selama hidupnya dari bayi hingga manula memerlukan air.
3)     Pemanfaatan air tanah (tawar) di daerah pantai harus menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah. Daerah pantai memang sering kesulitan dalam mencari air bersih di permukaan, karena kecenderungan bersifat payau, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Maka penduduk di sekitar pantai lebih menggunakan air tanah dalam jumlah besar. Jika ini terus berlangsung, penduduk di derah  yang lebih tinggi akan kesulitan mendapat air tanah dan boros penggunaan air.
4)     Mencegah terjadinya perusakan hutan agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air. Saat ini, penebangan hutan diberbagai daerah yang tidak melihat kestabilan lingkungan. Karena sebagian air tanah berasal dari peresapan yang sempurna di hutan, oleh akar-akar tanaman. 
5)     Konversi atau perubahan penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya. Saat ini terutama dikota-kota besar telah terjadi penggunaan lahan-lahan disekitar aliran sungai yang salah. Seperti perumahan kumuh di sekitar bantaran sungai. Ini membuat daerah aliran air menjadi terhambat, dan resapan air berkurang. Ini menjadikan produksi air tanah berkurang.
6)     Memperketat pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) khususnya terhadap air tanah. Pertumbuhan pembangunan bangunan dan lahan industri pasti terdapat AMDAL. AMDAL ini ada baiknya lebih diperketat, agar pembuatan berbagai bangunan dan pembukaan lahan tidak terlalu mengurangi keseimbangan lingkungan
7)     Membuat sumur resapan. Salah satu solusi terbaik bagi pengelolaan air tanah di daerah perkotaan yang hanya memiliki sedikit daerah resapan air. Dengan mengumpulkan berbagai air dari sisa penggunaan sehari-hari, air hujan, dan lain sebagainya di sumur khusus.

O.               RAWA
a.      Pengertian
Rawa adalah tanah basah yang selalu digenangi air dan tumbuhan vegetasi. Rawa terbentuk karena suatu daerah letaknya lebih rendah dari daratan di sekitarnya dan dareah tersebut kekurangan drainase. Rawa-rawa di Indonesia umumnya terdapat di disekitar muara sungai besar. Rawa juga sering disebut tanah basah yang sering digenangi air karena letaknya yang relatif rendah. Rawa biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang batangnya lunak atau rumput-rumputan. Ada dua jenis rawa, yaitu rawa di daerah pedalaman yang berisi air tawar dan rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang turun yang berisi air asin. Misalnya di Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat, Kalimantan bagian selatan, dan Kalimantan bagian timur.
b.     Manfaat Rawa
                                                               i.      sss.jpgRawa di tepi sungai dapat ditanami padi.
                                                             ii.      Rawa dengan hutan mangrove (bakau, api-api dan sebagainya) dapat menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan manusia dan dapat mencegah terjadinya erosi.
                                                           iii.      Rawa pantai dengan nipah dan rumbia dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan pembuatan atap.
                                                           iv.      Beberapa jenis rawa dapat menghasilkan ikan.
                                                             v.      Daerah rawa dapat juga dijadikan tempat pemukiman dengan rumah-rumah bertiang tinggi, dengan perahu sebagai alat angkutannya.
                                                           vi.      Setelah dikeringkan rawa dapat dijadikan sebagai lahan pertanian tanah kering.
                                                         vii.      Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain
                                                       viii.      Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut
                                                           ix.      Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat
c.      Klasifikasi Rawa
·      Berdasarkan keadaan airnya
Ø Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian air. Rawa jenis ini tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Ciri rawa tersbut antara lain airnya sangat asam, berwarna merah, tidak dapat dijadikan air minum, tidak ada organisme yang hidup, dan sukar dimanfaatkan.
Ø Rawa yang mengalami pergantian air karena mendapat pengaruh pasang surut air laut. Rawa ini biasana terletak di dekat sungai dan disebut juga rawa pasang surut. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti. Ciri-cirinya aantara lain airnya tidak terlalu asam, banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain, dapat diolah menjadi lahan pertanian.
d.     Pelestarian Rawa
·           Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di rawa.
·           Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan organisme di dalamnya.
·           Tidak merusak tanaman rawa.
·           Reboisasi di daerah rawa dengan tanaman air untuk menahan abrasi.

P.                AIR LAUT
a.      Pengertian
lautan.jpgSebagian besar wilayah muka bumi ini tertutup oleh air. Luas daerah air dan daratan berbanding 7:3. Perairan laut merupakan suatu wilayah perairan mulai dari pantai sampai dasar laut. Laut juga sering di sebut sejumlah air asin dalam wilayah yang kuas menggenangi daratan sehingga daat menghubungkan benua dan pulau. Laut yang luas disebut samudra. Di muka bumi ini terdapat empat samudra atau laut yang sangat luas, yaitu samudra atlantik, samudra hindia, samudra pasifik, dan samudra arktik. Air di muka bumi sebagian berada dilaut, yaitu mencapai ±79,2% dan air tawar ±2,8%. Bentang perairan laut bagian utara dan selatan lebih besar baian selatan, karena dipengaruhi banyak sedikitnya daratan yang ada ditengah-tengah lautan.


b.     Klasifikasi Air Laut
Ø  Berdasarkan proses terjadinya
1.    Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
2.    Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7450 m palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
3.    Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.
Ø  Berdasarkan letak laut
1.      Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolaholah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.
2.      Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara benua Afrika- Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan lain-lain.
3.      Laut pedalaman, adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.

Ø  Berdasarkan kedalamannya
1.        Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
2.        Zona epineritik, bagian cekungan lautan yang diantara garis-garis surut dan tempat paling dalam masih dapat dicapai oleh sinar matahari (50 m)
3.        Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
4.        Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritic.
5.        Zone Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.

Q.               MORFOLOGI DASAR LAUT
Seperti halnya bentuk muka bumi di daratan yang beraneka ragam, bentuk muka bumi di lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relatif di daratan. Keadaan ini akibat dari erosi dan pengupasan olah arus laut
Bentuk-bentuk muka bumi di lautan adalah sebagai berikut :
1.    Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %. Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di sepanjang pantai danmenjadi bagian dari daratan. Contohnya Landas Kontinental Benua Eropa Barat sepanjang 250 km ke arah barat. Dangkalan sahul yang merupakan bagian dari benua Australia dan Pulau Irian, landas kontinen dari Siberia ke arah laut Artetik sejauh 100 km, dan Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
2.    Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara 4 % sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.


3.    Dasar Samudra (ocean floor), meliputi:
a.      Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
b.      The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut(trog).
Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain:
1. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau.
Contoh: gunung Krakatau.
2. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut.
Contoh: St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.
4.      Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.


 










4. Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut.
Contoh: punggung laut Sibolga.
5. Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam.
Contoh: ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
6. Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.
Contoh: lubuk laut sulu, lubuk laut sulawesi.
7. Palung laut (trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi.
Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.
R.                PANTAI
a.    Pengertian
Pantai adalah suatu wilayah yang dimulai dari titik terendah air laut waktu surut hingga ke arah daratan sampai batas paling jauh ombak/gelombang menjulur ke daratan. Jadi daerah pantai dapat juga disebut daerah tepian laut. Pantai juga sering disebut bagian daratan yang berbatasan dengan laut yang berada di bawah pengaruh gelombang pantai, merupakan daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih jauh ke arah daratan. Dalam bahasa Inggris pantai disebut dengan istilah “shore” atau “beach”. Adapun tempat pertemuan antara air laut dan daratan dinamakan garis pantai (shore line). Garis pantai ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang surut air laut. Bentuk pantai  bermacam-macam, ada yang landai dan ada pula yang curam. Tepian laut yang landai ini ada yang berpasir dan ada pula yang berlumpur. Tepian laut yang curam seperti dinding batu disebut “cliff”, pantai berpasir disebut gisik atau “sand beach” dan pantai berlumpur disebut “mud beach”.
b.    Klasifikasi
Ø Berdasarkan letak pegunungan di sekitarnya
1.    Pantai diskordan: pantai yang tegak lurus dengan pegunungan.
2.    Pantai konkordan: pantai yang sejajar dengan dengan pegunungan dan pada umumnya cairan.

S.                 PESISIR
a.      pengertian
Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayah pesisir mencakup wilayah daratan sejauh masih mendapat pengaruh laut (pasang surut dan perembasan air laut pada daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimen dari darat). Jadi jika dari kejauhan masih mendengar deburan ombak dan merasakan hembusan angin laut, daerah tersebut masih disebut pesisir. Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi (desa) nelayan.
b.      Klasifikasi
Ø Foreshore, adalah bagian pesisir muka pasang terendah sampai garis ketinggian muka air pada waktu pasang.
Ø Backshore, adalah bagian pesisir mulai batas foreshore sampai garis pantai.
Ø Offshore, adalah bagian pesisir yang sudah lepas pantai.




T.                ARUS LAUT
a.      Pengertian
Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman.
b.      Faktor terjadinya
Ø  Perbedaan suhu dan salinitas air laut.
Ø  Gerakan angin yang tetap setiap tahun.
Ø  Perbedaan tinggi air laut.
Ø  Adanya rintangan pulau atau benua.
Ø  Up willing dan down willing curent.
Ø  Arus panas dan arus dingin.
c.       Persebaran
Ø Samudra Pasifik
·      Utara  
§  Arus Khatulistiwa utara
§  Arus Koyashio
·      Selatan
§  Arus Khatulistiwa selatan
§  Arus Australia timur
§  Disepanjang garis Khatulistiwa
Ø Samudra Atlantik
·      Utara
§  Arus Khatulistiwa utara
§  Arus teluk
§  Arus tanah hijau timur
§  Arus Labador
·      Selatan
§  Arus Khatulistiwa selatan
§  Arus Brazilia
§  Arus bengeula
§  Arus angin barat
Ø Samudra Hindia
·      Arus musim barat daya, dan arusmusim timur laut.

U.               GELOMBANG LAUT
a.      Pengertian
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut : “Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang gerakannya akan terbentuk gelombang”.

b.      Klasifikasi
Ø Gerak osilasi, yaitu gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
Ø Gerak translasi, yaitu gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olah raga surfing.
Ø Gerak swash dan back swash berbentuk gelombang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash.

c.       Istilah
Ø Puncak geombang: titik tertinggi dari sebuah gelombang laut.
Ø Lembah gelombang: titik terendah dari sebuah gelombang laut.
Ø Tinggi gelombang: jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang.
Ø Panjang gelombang: jarak lurus antara dua buah puncak gelombang.
Ø Periode gelombang: waktu yang dibutuhkan oleh dua buah puncak gelombang atau antara lembah gelombang.
Ø Cepat rambat gelombang: kecepatan bergeraknya suatu gelombang dalam satuan waktu tertentu.
d.      Proses terjadinya
Ø Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
Ø Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang pacah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang
Ø Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan disebut dengan gelombang “tsunami”. Contoh ketika Gunung Krakatau meletus 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan kerugian.
e.    Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

V.                PASANG-SURUT AIR LAUT
a.    Pengertian
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi : “Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya”. Berdasarkan hukum tersebut berarti makin jauh jaraknya makin kecil daya tariknya, karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada jarak ke bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
b.    Klasifikasi
Ø Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan)dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi-bulan-matahari berada pada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
Ø Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari – bulan – bumi membentuk susut 90 °. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pas ang terendah.

W.             SALINITAS KADAR GARAM
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut. Salinitas umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Garam di laut berasal dari hasil pelapukan di daratan. Pelapukan ini mengandung bermacam-macam garam yang terlarut dalam air sungai, dan di hanyutkan ke laut. Hampir setiap tempat laut memiliki salinitas sama, sekitar 33%-37%. Pada air laut dalam, nilai salinitasnya antara 34,5% dan 35%. Rata-rata salinitas air laut adalah 35%.
Faktor-faktor yang memengaruhi salinitas:
Ø Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
Ø Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
Ø Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi

X.                SUHU DAN WARNA AIR LAUT
a.      Suhu
Suhu air laut di suatu daerah ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan matahari, letak lintang geografis tempat itu, dan keadaan angin. Suhu air laut di permukaan bumi berbeda-beda. Pada daerah lintang pertengahan, suhu prmukaan air laut berkisar antara 5°C-18°C. Di laut tropika sampai 30°C. Suhu air laut tidak begitu tinggi waktu pemansan dan tidak begitu dingin sewaktu pendinginan. Karena itu pula, baik amplitudo harian maupun tahunan air laut kecil.
b.      Warna air laut
Beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:
Ø Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
Ø Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.
Ø Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar.
Ø Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.
Ø Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinarsinar fosfor seperti di laut ambon.
Ø Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
Ø Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.

Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar